Pemeriksaan endotoksin adalah metode laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan endotoksin, yang merupakan molekul kompleks yang dilepaskan oleh bakteri Gram-negatif ketika mati. Pemeriksaan endotoksin dapat melibatkan uji gel koagulasi Limulus Amebocyte Lysate (LAL) yang peka terhadap endotoksin, membantu mengidentifikasi kontaminasi bakteri pada produk dan memastikan kualitasnya sesuai dengan standar keselamatan.
Tes skrining MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus) biasanya dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri ini pada individu tertentu, terutama mereka yang berisiko tinggi. MRSA adalah jenis Staphylococcus aureus yang resisten terhadap sejumlah antibiotik, termasuk golongan penisilin dan sefalosporin.
IGRA (Interferon Gamma Release Assay) adalah uji laboratorium diagnostik in vitro cara enzyme-linked immunosorbent assay (ELISPOT) mengukur reaksi pembentukan interferon-γ dalam darah pasien dikaitkan dengan infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis (MTB). Tes IGRA merupakan tes darah yang dilakukan untuk melihat keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis dalam tubuh seseorang. IGRA merupakan pemeriksaan lanjutan yang biasanya dilakukan setelah dokter mengenali adanya tanda-tanda yang dicurigai sebagai gejala khas TBC.
Skrining food handler adalah proses evaluasi kesehatan dan kebersihan individu yang terlibat dalam persiapan, penanganan, dan penyajian makanan. Skrining ini bertujuan untuk memastikan bahwa food handler tidak membawa risiko penularan penyakit melalui makanan kepada konsumen. Pemeriksaan Food Handler-1 adalah pemeriksaan untuk mendeteksi ada nya infeksi penjamah makanan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, Shigella, Vibrio, Escherichia coli patogen, Telur cacing dan Protozoa.
Skrining food handler adalah proses evaluasi kesehatan dan kebersihan individu yang terlibat dalam persiapan, penanganan, dan penyajian makanan. Skrining ini bertujuan untuk memastikan bahwa food handler tidak membawa risiko penularan penyakit melalui makanan kepada konsumen. Pemeriksaan Food Handler-1 adalah pemeriksaan untuk mendeteksi ada nya infeksi penjamah makanan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, Shigella, Vibrio, Telur cacing dan Protozoa.
Pemeriksaan Biakan Jamur dan Uji Kepekaan pada sampel non-darah adalah prosedur laboratorium di mana sampel dari area non-darah, seperti cairan tubuh atau jaringan, ditanamkan dalam media pertumbuhan khusus untuk mendeteksi pertumbuhan jamur. Setelah identifikasi jamur, dilakukan uji kepekaan untuk menilai responsnya terhadap berbagai jenis antifungal. Pemeriksaan ini memberikan informasi kritis untuk diagnosis dan penanganan infeksi jamur, membantu dokter dalam memilih terapi antijamur yang paling efektif berdasarkan sensitivitas jamur terhadap obat tertentu.