Urea breath test (UBT) adalah jenis pemeriksaan alternatif untuk mendiagnosis penyebab tukak lambung, yaitu infeksi Helicobacter pylori. Urea Breath Test (UBT) dipercaya sebagai prosedur pemeriksaan tukak lambung yang efektif.pemeriksan nya dengan menelan kapsul yang mengandung urea dan secangkir air. Setelah tiga menit, pasien minum segelas kecil air lagi. Setelah tujuh menit, pasien diminta meniup balon.
Skrining food handler adalah proses evaluasi kesehatan dan kebersihan individu yang terlibat dalam persiapan, penanganan, dan penyajian makanan. Skrining ini bertujuan untuk memastikan bahwa food handler tidak membawa risiko penularan penyakit melalui makanan kepada konsumen. Parameter Skrining food handler-1 adalah bakteri Salmonella, Shigella dan Vibrio.
Pemeriksaan Pewarnaan Gram adalah prosedur laboratorium yang membedakan dan mengidentifikasi bakteri berdasarkan sifat pewarnaan sel mereka. Melalui pewarnaan Gram langsung, langsung dapat mengamati warna sel bakteri yang memungkinkan klasifikasi awal menjadi bakteri Gram-positif atau Gram-negatif. Pewarnaan Gram koloni melibatkan pewarnaan bakteri yang telah dibiakkan di media agar, memungkinkan identifikasi lebih lanjut tentang karakteristik bakteri dan membantu dalam proses diagnosis infeksi.
Vaginosis bakterialis (VB) atau Bacterial vaginosis (BV) adalah penyakit yang cukup sering menyebabkan keputihan pada wanita usia produktif. Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis. Hasil pewarnaan Gram ini dapat memberikan petunjuk penting untuk diagnosis dan penanganan kondisi tersebut.
Pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri penyebab TB dapat hidup di lingkungan asam. Oleh sebab itu, pemeriksaan terhadap bakteri ini disebut dengan pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA), dengan sampel sputum yang diambil pada sewaktu,pagi,sewaktu.Pemeriksaan ini bermanfaat bagi penderita Tuberkulosis (TBC) untuk melihat bakteri tahan asam secara cepat, apabila mikroskopik ditemukan bakteri tahan asam bisa untuk melanjutkan kultur bakteri tahan asam beserta resistensi obat nya.
prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri penyebab TB dapat hidup di lingkungan asam. Oleh sebab itu, pemeriksaan terhadap bakteri ini disebut dengan pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA), dengan sampel sputum yang diambil pada sewaktu, pagi, sewaktu.
Pemeriksaan pewarnaan KOH (Kalium Hidroksida) adalah metode laboratorium yang melibatkan penggunaan larutan KOH untuk menghancurkan sel-sel dan struktur jaringan tertentu dalam sampel klinis. Pewarnaan ini sering digunakan dalam pemeriksaan mikroskopis untuk mendeteksi infeksi jamur pada kulit, kuku, atau rambut. KOH membantu dalam memecahkan sel-sel non-fungi, sehingga struktur jamur yang lebih besar dapat terlihat dengan lebih jelas di bawah mikroskop. Pemeriksaan pewarnaan KOH umumnya digunakan dalam dermatologi dan mikologi untuk diagnosis infeksi jamur pada manusia.
Pemeriksaan pewarnaan LPCB (Lactophenol Cotton Blue) adalah metode laboratorium yang menggunakan larutan pewarna LPCB untuk mewarnai dan mengidentifikasi struktur jamur dalam sampel biologis. Pewarnaan ini dapat meningkatkan kontras dan memungkinkan pengamatan lebih rinci di bawah mikrerutama dalam isolasi dari berbagai sumber klinis atau lingkungan. Teknik ini membantu dalam diagnosis infeksi jamur dan penelitian mikroorganisme yang terkait.
Pemeriksaan Biakan Darah dan Uji Kepekaan Aerob adalah prosedur laboratorium yang melibatkan penanaman sampel darah pasien ke dalam media pertumbuhan khusus untuk mengevaluasi kemungkinan infeksi bakteri dalam sistem peredaran darah dengan menggunakan sampel 1 botol. Setelah pertumbuhan bakteri terdeteksi, dilakukan uji kepekaan aerob untuk menentukan respons bakteri terhadap berbagai antibiotik. Pemeriksaan ini memberikan informasi kritis untuk diagnosis dan penanganan infeksi bakteri sistemik, membantu dokter dalam memilih terapi antibiotik yang paling efektif berdasarkan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tertentu.
Pemeriksaan Biakan Darah dan Uji Kepekaan Aerob adalah prosedur laboratorium yang melibatkan penanaman sampel darah pasien ke dalam media pertumbuhan khusus untuk mengevaluasi kemungkinan infeksi bakteri dalam sistem peredaran darah dengan menggunakan sampel 2 botol. Setelah pertumbuhan bakteri terdeteksi, dilakukan uji kepekaan aerob untuk menentukan respons bakteri terhadap berbagai antibiotik. Pemeriksaan ini memberikan informasi kritis untuk diagnosis dan penanganan infeksi bakteri sistemik, membantu dokter dalam memilih terapi antibiotik yang paling efektif berdasarkan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tertentu.
Pemeriksaan Biakan Aerob Uji Kepekaan pada sampel non-darah adalah prosedur laboratorium yang melibatkan penanaman sampel dari area non-darah, seperti cairan tubuh atau jaringan, ke dalam media pertumbuhan khusus untuk mendeteksi pertumbuhan bakteri dan jamur. Setelah pertumbuhan teramati, dilakukan uji kepekaan untuk mengevaluasi respons mikroorganisme terhadap berbagai jenis antibiotik. Pemeriksaan ini memberikan informasi yang esensial untuk diagnosis dan pengelolaan infeksi non-darah, membimbing pemilihan terapi antimikroba yang optimal berdasarkan sensitivitas mikroorganisme terhadap antibiotik tertentu.Uji
Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa adanya mikroorganisme atau organisme hidup yang berukuran sangat kecil, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, melainkan harus menggunakan mikroskop. Mikroorganisme yang diperiksa biasanya adalah virus, jamur, bakteri, dan parasit yang menjadi penyebab penyakit. Metode pemeriksaan ini mengambil sampel udara per ruangan dari titik satu ke titik lain , dan di tanam di media khusus , serta di hitung koloni yang tumbuh .lalu di hitung berapa jumlah bakteri yang sesuai menurut peraturan kementrian kesehatan.
Pemeriksaan Clostridium difficile yang mencakup deteksi Glutamate Dehydrogenase (GDH), toksin A, dan toksin B adalah metode diagnostik yang penting untuk mengidentifikasi infeksi bakteri C. difficile dalam sampel tinja. GDH adalah enzim yang dihasilkan oleh bakteri, dan deteksi toksin A dan toksin B membantu menilai aktivitas virulensi yang terlibat dalam gejala klinis. Hasil pemeriksaan ini memberikan informasi vital untuk diagnosis dini dan manajemen infeksi C. difficile.
Pemeriksaan tinta India adalah metode diagnostik yang melibatkan pengambilan sampel cairan serebrospinal (CSF) dari ruang sekitar otak dan sumsum tulang belakang untuk menilai kemungkinan infeksi atau perdarahan pada sistem saraf pusat. Tinta India, yang merupakan pewarna khusus, ditambahkan ke dalam sampel CSF untuk memeriksa keberadaan mikroorganisme, terutama bakteri, yang dapat terlihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini penting dalam diagnosis infeksi sistem saraf dan perdarahan subarakhnoid, membantu dokter dalam merencanakan penanganan yang sesuai.